Namapantai Putri Nyale diambil dari legenda Putri Mandalika yang berubah menjadi Nyale atau cacing. Dikisahkan, dahulu kala hidup seorang putri bernama Putri Mandalika. Putri Mandalika dikenal sebagai seseorang yang memiliki paras cantik dan baik hati. Karena semua keistimewaannya, ia dilamar oleh banyak pangeran dan pemuda.
KATA PENGANTARAlhamdulillah hirobbil „alamin segala puji bagiALLAH SWT Tuhan semesta alam atas karunia yangtelah ia berikan sehingga penulis bisa menyusun E-Book ini dengan sebaik-baiknya. E-book yangberjudul “Mutiara Nusa Laut” ini dibuat untukmemenuhi salah satu tugas Simulasi KomunikasiDigital oleh Ibu Habibah. E-Book yang berjudul“Mutiara Nusa Laut” Ini dalam penyusunannyapenulis melibatkan berbagai pihak, oleh karena itupenulis mengucapkan banyak terimakasih atassegala dukungan yang diberikan untukmenyelesaikan makalah telah disusun secara maksimal oleh penulis,akan tetapi penulis sebagai manusia biasa, sangatmenyadari bahwa E-Book ini masih mempunyaibanyak kekurangan dan jauh dari kata penulis sangat mengharapkan kritik dansaran yang membangun dari pembaca. Serta E-Bookini bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmuserta untuk mempermudah pembaca memperolehinformasi secara cepat karena E-book ini berisikanrangkuman atau resume. I1 Mutiara Nusa LautDAFTAR ISIKATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2BAB I Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Manfaat Penulisan. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7BAB II Profil MARTHA CHRISTINA TIAHAHU. . . . . . Kisah Perjuangan Martha Christina Tiahahu.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Keistimewaan Martha Christina Tiahahu. . 16BAB III Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Sumber . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23BAB 1 Latar BelakangPahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkattertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini diberikanoleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yangdianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatannyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjangmasa bagi warga masyarakat lainnya" – atau "berjasasangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dannegara" Kementerian Sosial Indonesia memberikantujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorangindividu, yakni Warga Negara Indonesia yang telahmeninggal dunia dan semasa hidupnya1. Telah memimpin dan melakukan perjuanganbersenjata atau perjuangan politik atau perjuangandalam bidang lain mencapai / merebut /mempertahankan / mengisi kemerdekaan sertamewujudkan persatuan dan kesatuan Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besaryang dapat menunjang pembangunan bangsa dannegara. I3 Mutiara Nusa Laut3. Telah menghasilkan karya besar yangmendatangkan manfaat bagi kesejahteraanmasyarakat luas atau meningkatkan harkat danmartabat bangsa Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannyaberlangsung hampir sepanjang hidupnya tidaksesaat dan melebihi tugas yang Perjuangan yang dilakukan mempunyaijangkauan luas dan berdampak Memiliki konsistensi jiwa dan semangatkebangsaan/nasionalisme yang tinggi. Memilikiakhlak dan moral yang Tidak menyerah pada lawan/musuh Dalam riwayat hidupnya tidak pernahmelakukan perbuatan tercela yang dapat merusaknilai perjuangannya. Pemilihan dijalankan dalamempat langkah dan harus mendapatkanpersetujuan pada setiap tingkatan. I4 Mutiara Nusa LautSebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota ataukabupaten kepada wali kota atau bupati, yangkemudian harus membuat permohonan kepadagubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudianmembuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial,yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yangdiwakili oleh Dewan Gelar; dewan tersebut terdiri daridua akademisi, dua orang dari latar belakang militer,dan tiga orang yang sebelumnya telah menerimasebuah penghargaan atau gelar. Pada langkah terakhir,pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili olehDewan, yang menganugerahi gelar tersebut padasebuah upacara di ibu kota Indonesia Jakarta. Sejak2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawanpada tanggal 10 November. Kerangka undang-undanguntuk gelar tersebut awalnya menggunakan namaPahlawan kemerdekaan Nasional yang dibuat padasaat dikeluarkannya Dekret Presiden No. 241 Tahun1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959kepada politisi yang menjadi penulis bernama AbdulMuis, yang wafat pada bulan sebelumnya. Gelar inidigunakan saat pemerintahan Sukarno. KetikaSuharto berkuasa pada pertengahan 1960-an gelarterbut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. I5 Mutiara Nusa LautGelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional jugadianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan padatahun 1965 kepada sepuluh korban peristiwaGerakan 30 September, sementara Sukarno danmantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikangelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peranmereka dalam membacakan ProklamasiKemerdekaan pria dan 15 wanita telah diangkat sebagaiPahlawan Nasional, yang paling terbaru adalahArnold Mononutu, Baabullah, Machmud SinggireiRumagesan, Raden Mattaher,Soekanto Tjokrodiatmodjo, dan Sutan MohammadAmin Nasution pada tahun tersebut berasal dari seluruhwilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagianbarat sampai Papua di bagian timur; Untuk kalipertama Maluku Utara dan Papua Barat memilikiPahlawan Nasional pada tahun 2020, sementaraKalimantan Timur dan Kalimantan Utara samasekali belum memiliki Pahlawan Nasional. I6 Mutiara Nusa Tujuan PenulisanTujuan utama saya membuat E-Book ini adalah Agaranak bangsa zaman sekarang dapat kembaimengenal sosok pejuang yang telah berjasa untukindonesia dan untuk memberitahukan kepadapenerus bangsa yang belum mengetahui salah satutokoh pahlawan bangsa yang sangat pemberani danberjasa semasa hidupnya. Tujuan lain saya membuatE-Book ini adalah untuk memenuhi tugas pelajaranSimulasi Komunikasi Digital pada Materi Manfaat PenulisanDalam penulisan makalah ini sangat bermanfaatbagi kami semua dalam hal mengetahui sejarahtentang Perjuangan Salah satu tokoh PahlawanNasional yatitu Martha Christina Tiahahu,Gerilyawan dari Maluku yang wafat saat ditahanBelanda. E-Book ini sendiri juga akan membahas danmemberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenaiKisah Perjuangan Martha Christina Tiakalah Tulisanini akan membantu pembaca Kembali mengenal danmengenang pengorbanan serta mengetahui nilaijuang yang telah diberikan dan dikorbankan selamamasa hidup Martha Christina Tiahahu I7 Mutiara Nusa LautBAB 2 Profil MARTHA CHRISTINA TNama Lengkap Martha Christina TiahahuAlias MarthaProfesi Pahlawan NasionalTempat Lahir Nusa Laut, MalukuTanggal Lahir Sabtu, 4 Januari 1800Gugur Laut Banda, 2 Januari 1818Warga Negara IndonesiaBIOGRAFIMartha Christina Tiahahu adalah Pahlawan Nasionalperempuan pertama yang gugur di medan perangsaat bertempur melawan Belanda demimempertahankan tanah Maluku yang kaya akanhasil bumi. Ia lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari1800 dan dibesarkan seorang diri oleh ayahnya,Kapitan Paulus Tiahahu yang merupakan kawan baikdari Thomas Mattulessi atau Kapitan kecil, perempuan yang akrab disapa MarthaChristina ini sering mengikuti ayahnya dalam rapatpembentukan kubu-kubu pertahanan I8 Mutiara Nusa Lauthingga pada akhirnya di usia yang ketujuh belastahun ia turut andil dalam pertempuran melawanBelanda di desa Ouw, Ullath, pulau Saparua. Dalampertempuran itu, ia memimpin pasukan perangwanita dan mengobarkan semangat juang padapasukan agar terus ikut mendampingi pasukan laki-laki dalam perebutan wilayah Maluku dari penjajahhanya berbekal bambu runcing dengan ikat kepalamelingkar di dengan para pejuang tanah Maluku yanglain, Martha Christina cukup membuat kerepotanBelanda. Saat itu, pimpinan Belanda, Richemont,tewas tertembak dalam pertempuran membuatBelanda semakin sengit dalam melancarkan persenjataan lengkap, pasukan Indonesiaberhasil dipukul mundur dan beberapa pentolanpasukan ditangkap untuk dijatuhi hukuman matitermasuk ayah Martha Christina, Kapitan PaulusTiahahu. Mendengar kabar eksekusi yang akandilakukan Belanda terhadap ayahnya, MarthaChristina berusaha untuk membebaskan ayahnyadari hukuman yang dijatuhkan. I9 Mutiara Nusa LautNamun usahanya sia-sia, ayah Martha Christinameninggal dalam eksekusi yang dilakukan Belandaterhadap beberapa pejuang Indonesia di tanahMaluku yang berhasil ayahnya, Martha Christina digiringbersama pejuang lainnya yang tertangkap untukdipekerjakan secara paksa di perkebunan kopi yangada di pulau Jawa. Namun, dalam perjalanan menujupulau Jawa, tepatnya di kapal Eversten, MarthaChristina melanjutkan aksi pemberontakannyaterhadap Belanda dengan aksi mogok makan danmogok pengobatan. Dalam aksinya tersebut,akhirnya Martha Christina meninggal di perjalananmenuju pulau Jawa pada tanggal 2 Januari kemudian dibuang di laut Banda dannamanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasionalpada tahun 1969. Berkat pengorbanannya tersebut,pemerintah Maluku membuat monumen untukmengenang jasa Martha Nasional menurut SK Presiden RI 1969, tanggal 20 Mei 1969I10 Mutiara Nusa Kisah Perjuangan MarthaChristina TiahahuMartha Christina Tiahahu dilahirkan di AbubuNusalaut pada tanggal 4 Januari 1800 merupakananak sulung dari Kapitan Paulus Tiahahu dan masihberusia 17 tahun ketika mengikuti jejak ayahnyamemimpin perlawanan di Pulau Nusalaut. Padawaktu yang sama Kapitan Pattimura sedangmengangkat senjata melawan kekuasaan Belanda diSaparua. Perlawanan di Saparua menjalar keNusalaut dan daerah sekitarnya. Pada waktu itu,sebagian pasukan rakyat bersama para raja danpatih bergerak ke Saparua untuk membantuperjuangan Kapitan Pattimura sehingga tindakanBelanda yang akan mengambil alih BentengBeverwijk luput dari perhatian. Guru Soselissa yangmemihak Belanda melakukan kontak dengan musuhmengatas-namakan rakyat menyatakan menyerahkepada 10 Oktober 1817 Benteng Beverwijk jatuh ketangan Belanda tanpa perlawanan. Sementara itu, I11 Mutiara Nusa Lautdi Saparua pertempuran demi pertempuran terusberkobar. Karena semakin berkurangnya persediaanpeluru dan mesiu pasukan rakyat mundur kepegunungan Ulath Ouw. Di antara pasukan ituterdapat pula Martha Christina Tiahahu besertapara raja dan Patih dari 11 Oktober 1817 pasukan Belanda di bawahpimpinan Richemont bergerak ke Ulath, tetapiberhasil dipukul mundur oleh pasukan kekuatan 100 orang prajurit, Meyer besertaRichemont kembali ke Ulath. Pertempuran berkobarkembali, korban berjatuhan di kedua belah pertempuran ini Richemont tertembak dan pasukannya bertahan di tanjakan negeriOuw. Dari segala penjuru pasukan rakyatmengepung, sorak sorai pasukan bercakalele. Ditengah keganasan pertempuran itu muncul seoranggadis remaja bercakalele menantang peluru adalah putri Nusahalawano, Martha ChristinaTiahahu, srikandi berambut panjang terurai kebelakang dengan sehelai kain berang kain merahterikat di kepala. Dengan mendampingi sang ayahdan memberikanI12 Mutiara Nusa Lautmenghancurkan musuh, Marta Christina telahmemberi semangat kepada kaum perempuan dariUlath dan Ouw untuk turut mendampingi kaumlaki-laki di medan pertempuran. Baru di medan iniBelanda berhadapan dengan kaum perempuanfanatik yang turut bertempur. Pertempuran semakinsengit katika sebuah peluru pasukan rakyatmengenai leher Meyer, Vermeulen Kringermengambil alih komando setelah Meyer diangkat keatas kapal Eversten. Tanggal 12 Oktober 1817Vermeulen Kringer memerintahkan serangan umumterhadap pasukan rakyat, ketika pasukan rakyatmembalas serangan yang begitu hebat ini denganlemparan batu, para opsir Belanda menyadaribahwa persediaan peluru pasukan rakyat telahhabis. Vermeulen Kringer memberi komando untukkeluar dari kubu-kubu dan kembali melancarkanserangan dengan sangkur terhunus. Pasukan rakyatmundur dan bertahan di hutan, seluruh negeriUlath dan Ouw diratakan dengan tanah, semua yangada dibakar dan dirampok Christina dan sang ayah serta beberapatokoh pejuang lainnya tertangkap dan dibawa kedalam kapal Eversten. I13 Mutiara Nusa LautDi dalam kapal ini para tawanan dari JasirahTenggara bertemu dengan Kapitan Pattimura dantawanan lainnya. Mereka diinterogasi oleh Buyskesdan dijatuhi hukuman. Karena masih sangat muda,Buyskes membebaskan Martha Christina Tiahahudari hukuman, tetapi sang ayah, Kapitan PaulusTiahahu tetap dijatuhi hukuman mati. Mendengarkeputusan tersebut, Martha Christina Tiahahumemandang sekitar pasukan Belanda dengantatapan sayu namun kuat yang menandakankeharuan mendalam terhadap sang ayah. Tiba-tibaMartha Christina Tiahahu merebahkan diri di depanBuyskes memohonkan ampun bagi sang ayah yangsudah tua, tetapi semua itu sia-sia. Tanggal 16Oktober 1817 Martha Christina Tiahahu beserta sangAyah dibawa ke Nusalaut dan ditahan di bentengBeverwijk sambil menunggu pelaksanaan eksekusimati bagi ayahnya. Martha Christina Tiahahumendampingi sang Ayah pada waktu memasukitempat eksekusi, kemudian Martha ChristinaTiahahu dibawa kembali ke dalam bentengBeverwijk dan tinggal bersama guru ayahnya, Martha Christina Tiahahumasuk ke dalam hutan dan berkeliaranI14 Mutiara Nusa Lautseperti orang kehilangan akal. Hal ini membuatkesehatannya suatu Operasi Pembersihan pada bulanDesember 1817 Martha Christina Tiahahu beserta 39orang lainnya tertangkap dan dibawa dengan kapalEversten ke Pulau Jawa untuk dipekerjakan secarapaksa di perkebunan kopi. Selama di atas kapal inikondisi kesehatan Martha Christina Tiahahusemakin memburuk, ia menolak makan pada tanggal 2 Januari 1818, selepasTanjung Alang, Martha Christina Tiahahumenghembuskan napas yang terakhir. JenazahMartha Christina Tiahahu disemayamkan denganpenghormatan militer ke Laut Surat Keputusan Presiden RepublikIndonesia Nomor 012/TK/Tahun 1969, tanggal 20Mei 1969, Martha Christina Tiahahu secara resmidiakui sebagai Mutiara Nusa Keistimewaan Martha Christina TiSosok Pahlawan Nasional wanita yang berasal dariNusa Laut, Maluku ini adalah tokoh yangsangat gigih memperjuangkan kemerdekaan tempatasalnya. Bahkan aksi pemberontakansudah dilakukannya saat masih berusia remaja,siapa lagi kalau bukan Martha Christina gadis pemberani, Martha tak pernah takutkepada penjajah, sekalipun nyawanya menjaditaruhan. Untuk itu, Martha kerap disebut sebagaisrikandi dari tanah sejarah, Martha lahir di Nusa Laut,Maluku pada 4 Januari 1800. Martha adalah putrisulung dari Kapitan Paulus Tiahahu yang dikenalsebagai salah satu pemimpin tentara rakyat dari National Geographic Indonesia, meskidengan usia yang begitu muda, Martha memilikireputasi yang mampu membuat musuh bergidikketakutanMeski mampu membuat musuh ketakutan,penampilan Martha sehari-hari tidak ada yangmencolok. I16 Mutiara Nusa LautDia seperti gadis biasa. Rambutnya terurai kebelakang dengan kepala berikat sehelai kainberang Merah. Akan tetapi, dalam usia baru 17tahun, Martha telah mendampingi ayahnya angkatsenjata mengusir penjajah. Seperti saatmelindungi Pulau Nusa Laut maupun PulauSaparua pada dengan perjuangan Martha, KapitanPattimura juga ikut mengangkat senjata melawanBelanda di Saparua. Yang mana, perlawanankemudian menjalar ke Nusa Laut dan peristiwa itu, Martha aktif membakarsemangat kaum wanita setempat untuk beranimendampingi kaum laki-laki di medan kata Zacharias dalam buku MarthaChristina Tiahahu 1981, wanita muda itu sangatberpengalaman dalam pertempuran. Marthadisebutkan telah ikut bertempur melawan Belandasebanyak tiga kali. Bahkan, dari seluruhpertempuran yang diikuti Martha, semuanyadilarang oleh sang ayah. Kendati demikian,larangan itu tak digubris Mutiara Nusa Laut“Dalam suasana pertempuran bukan saja ia telahmenolong memikul senjata ayahnya, tetapi jugatelah ikut serta dengan pemimpin perangmengadakan tarian perang dan telahmemperlihatkan kecakapan, keberanian dankewibawaannya,” ujar perwira Belanda Verheul yangdikutip Zacharias. Pada pertempuran tersebut,seorang pimpinan Belanda Richemont dapatdibunuh oleh pasukan Martha. Keungulan strategimembuat pasukan Martha terus mengumandangkanpenyerangan. Belanda yang merasa kehilanganorang terbaiknya tampak tak terima. Buahnya,Belanda menurunkan pasukan penyerangan yangdipimpin oleh Vermeulen Kringer. Belanda terusmenyerang habis-habisan rakyat Maluku. Imbasnya,pertempuran sengit pun tak dapat berjatuhan dari kedua belah persediaan peluru pasukan rakyattelah habis. Sejurus dengan itu, Vermeulen Kringermemberi komando untuk keluar dari kubu-kubudan kembali melancarkan serangan dengan sangkurterhunus. Pada akhirnya, pasukan rakyat mundurdan bertahan di hutan. Lalu seluruh negeri Ulathdan Ouw diratakan dengan tanah, semua yang adadibakar dan dirampok habis-habisan. I18 Mutiara Nusa LautAyahnya, Marha, dan pejuang lainnya tertangkapdan dibawa ke dalam kapal Eversten. Merekadiinterogasi dan dijatuhi hukuman. SemangatMartha kemudian menurun ketika sang ayahmendapatkan vonis hukuman dirinya sendiri hanya mendapatkanhukuman buangan ke Jawa. Rasa sedih Marthasemakin menjadi-jadi ketika ayahnya dihukum matipada 17 November 1817. Martha pun semakinterpuruk dan jatuh sakit. Berkali-kali Marthamenolak untuk meminum obat yang diberikan olehBelanda. setali dengan itu, tubuh Martha kemudiansemakin itu, pada dini hari 2 Januari 1818, Marthamenghembuskan napas terakhirnya di tengahperairah antara Pulau Buru dan Manippa. Sebagaibentuk penghargaan atas jasanya, Marthadianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 20 Mutiara Nusa LautBAB III kesimpulanMartha Christina Tiahahu lahir di Nusa Laut,Maluku, 4 Januari 1800 – meninggal di Laut Banda,Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 tahun adalahseorang gadis dari Desa Abubu di Pulau sekitar tahun 1800 dan pada waktumengangkat senjata melawan penjajah Belandaberumur 17 tahun. Ayahnya adalah Kapitan PaulusTiahahu, seorang kapitan dari negeri Abubu yangjuga pembantu Thomas Matulessy dalam PerangPattimura tahun 1817 melawan Christina Tiahahu tercatat sebagai seorangpejuang kemerdekaan yang unik yaitu seorang putriremaja yang langsung terjun dalam medanpertempuran melawan tentara kolonial Belandadalam Perang Pattimura tahun 1817. Di kalanganpara pejuang dan masyarakat sampai di kalanganmusuh, ia dikenal sebagai gadis pemberani dankonsekuen terhadap cita-cita perjuangannya. Sejakawal perjuangan, ia selalu ikut mengambil bagiandan pantang Mutiara Nusa LautDengan rambutnya yang panjang terurai kebelakang serta berikat kepala sehelai kain berangmerah ia tetap mendampingi ayahnya dalam setiappertempuran baik di Pulau Nusalaut maupun diPulau Saparua. Siang dan malam ia selalu hadir danikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Iabukan saja mengangkat senjata, tetapi juga memberisemangat kepada kaum wanita di negeri-negeri agarikut membantu kaum pria di setiap medanpertempuran sehingga Belanda kewalahanmenghadapi kaum wanita yang ikut berjuang. Didalam pertempuran yang sengit di Desa Ouw –Ullath jasirah tenggara Pulau Saparua yang tampakbetapa hebat srikandi ini menggempur musuhbersama para pejuang rakyat. Namun akhirnyakarena tidak seimbang dalam persenjataan, tipudaya musuh dan pengkhianatan, para tokoh pejuangdapat ditangkap dan menjalani hukuman. Ada yangharus mati digantung dan ada yang dibuang kePulau Jawa. Kapitan Paulus Tiahahu divonis hukummati tembak. Martha Christina Tiahahu berjuanguntuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati,tetapi ia tidak berdaya dan meneruskanbergerilyanya di hutan, tetapi akhirnya tertangkapdan diasingkan ke Pulau Jawa. I21 Mutiara Nusa LautDi Kapal Perang Eversten, Martha Christina Tiahahumenemui ajalnya dan dengan penghormatan militerjasadnya diluncurkan di Laut Banda menjelangtanggal 2 Januari 1818. Untuk menghargai jasa danpengorbanannya, Martha Christina Tiahahudikukuhkan sebagai Pahlawan KemerdekaanNasional oleh Pemerintah Republik Christina TiahahuLahir 4 Januari 1800 Abubu, Nusa Laut, Maluku,Hindia BelandaMeninggal 2 Januari 1818 umur 17 Laut Banda,Maluku, IndonesiaMonumen patung di Ambon, Maluku; patung diAbubuPekerjaan GerilyawanTahun aktif 1817Penghargaan Pahlawan Nasional IndonesiaMartha Christina Tiahahu lahir di Nusa Laut,Maluku, 4 Januari 1800 – meninggal di Laut Banda,Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 Mutiara Nusa Sumber christina-tiahahuI23 Mutiara Nusa LautBiodata penulisNAMA LENGKAp vici fathir susiloEmail [email protected]akun instagram vicifathir68blog Riwayat pendidikanASAL SD SD NEGERI 111 PEKANBARUASAL SMP SMP NEGERI 8 PEKANBARUASAL SMA/SMK SMK NEGERI 4 PEKANBARU BUKU DAN TAUN TERBIT1. Dengarkan curhatku 20192. Antologi puisi rindu tak bertitik 20203. Antologi cerpen angan di atas pena 2021Mutiara NUSA LAUT VICI FATHIR SUSILO
NUSRAMEDIACOM — Dinilai penting agar hasil cipta kebudayaan para leluhur bisa terdokumentasi secara utuh, Tim Ekspedisi akan tetap menelusuri setiap cerita rakyat para Leluhur Lombok yang terserak. Demikian hal itu ditegaskan Ketua Tim Ekspedisi Mistis PDI Perjuangan NTB dan Mi6, Ruslan Turmuzi pada Kamis 4 Agustus 2022 di Mataram. Dengan menelusuri setiap rekam jejak sejarah []
Baitusen dan Mai Lamah merupakan cerita rakyat riau yang sering dihubungkan dengan Legenda Pulau Sanua yang berada di Kepualauan Riau. Cerita rakyat daerah Riau ini merupakan cerita ketiga yang berasal dari daerah Riau yang kami posting di blog . Ceritanya sangat menarik untuk disimak. Selamat membaca. Cerita Rakyat dari Daerah Kepulauan Riau Baitusen dan Mai Lamah Cerita Rakyat dari Daerah Kepulauan Riau “Istriku, kita tak bisa terus tinggal di sini. Kita harus berani merantau jika ingin mengubah nasib,” kata Baitusen pada Mai Lamah. Baitusen dan Mai Lamah adalah sepasang suami-istri miskin yang tinggal di Natuna, Kepulauan Riau. Karena bosan hidup miskin, Baitusen ingin merantau, “Selagi muda, kita harus giat mencari uang,” katanya. Pilihan mereka jatuh ke Pulau Bunguran yang terkenal dengan kekayaan Iautnya. Mereka berharap bisa mengumpulkan kerang dan ikan untuk dijual. Sesampainya di Pulau Bunguran, Baitusen bekerja sebagai nelayan. Ia bekerja keras menangkap kerang, siput laut, dan ikan. Sedangkan Mai Lamah tiap hari mengusuri pantai untuk mengumpulkan kulit kerang dan siput, lalu dirangkai menjadi kalung dan gelang. Baitusen dan Mai Lamah senang tinggal di Pulau Bunguran. Penduduknya ramah. Kadang Mai Lamah bersama para ibu berkumpul dan mengobrol sambil membuat kalung dari kulit kerang. Hari berganti hari, kehidupan Baitusen dan Mai Lamah semakin membaik. Suatu hari, ketika sedang melaut, Baitusen menemukan lubuk teripang. Di dalamnya terdapat ribuan ekor teripang. “Wah, ini rezeki! Teripang- teripang ini mahal harganya, apalagi jika ku keringkan. Para saudagar dari Singapura dan China tentu mau membelinya dengan harga mahal,” katanya dengan senang. Sejak itu, Baitusen tak lagi mencari kerang dan ikan. Dari lubuk teripang temuannya, ia bisa menangkap banyak untuk dijual. Mai Lamah juga tak lagi mencari kulit kerang. Ia membantu suaminya mengeringkan teripang-teripang itu. Tak lama, teripang kering milik Baitusen tersohor sampai ke negeri tetangga. Banyak saudagar dari Singapura dan China datang untuk membeli. Para saudagar itu memanggil Mai Lamah “Nyonga May Lam”, sedangkan Baitusen dipanggil “Saudagar Teripang”. Dalam setahun, kehidupan Baitusen dan Mai Lamah berubah drastis. Mereka menjadi orang yang sangat kaya raya. Namun kekayaan mereka membuat perangai Mai Lamah berubah. Mai Lamah tak lagi berkumpul dan mengobrol bersama tetangganya. Pergaulannya dengan para saudagar itu membuatnya lupa diri. Nama Nyonya May Lam membuatnya berpenampilan beda. Ia menggunakan gincu, minyak wangi, dan bedak yang tebal. Perhiasan emas memenuhi leher dan tangannya. Jika tangannya digerakkan, maka gelangnya akan berbunyi “krincing… krincing….” Cerita Rakyat dari Daerah Kepulauan Riau Baitusen dan Mai Lamah “Mengapa ia tak mau lagi bergaul dengan kita?” tanya seorang tetangganya. “Entahlah. Mungkin penampilan kita yang jelek dan berbau anyir?” jawab tetangga yang lain. “Hei, bukankah ia dulu serupa dengan kita? Bahkan dulu ia lebih kumal dari kita?” seru yang lain. Begitulah para tetangga mulai memperbincangkan Mai Lamah. Suatu hari, seorang tetangga mengadakan hajatan. Semua orang diundang, tapi Mai Lamah tak datang. Tetangga itu kemudian mengantar nasi ke rumahnya, supaya Mai Lamah juga mencicipi hidangannya. “Apa ini?” tanya Mai Lamah ketika menerimanya. “Nasi hajatan, Mai Lamah. Lauknya ikan asin dan sambal. Ada juga sayur daun pepaya. Kau suka, bukan?” jawab tetangganya. “Suka? Hidangan semacam ini menjijikkan untukku. Coba, ciumlah bau ikan asin ini. Anyir sekali. Lekas kau bawa kembali nasimu ini. Aku tak sudi memakannya!” kata Mai Lamah sambil melemparkan bakul nasi itu. Si tetangga hanya tertegun mendengar perkataan Mai Lamah itu. Lain halnya dengan Baitusen. Ia tak berubah dan tetap sederhana. Ia selalu menasihati istrinya. “Istriku, rezeki itu datangnya dari Tuhan. Kau tak boleh sombong. Nanti Tuhan marah. Ingat, pertama kali kita datang ke pulau ini, bukankah tetangga-tetangga kita memperlakukanmu dengan baik?” nasihat Baitusen kepada istrinya. “Itu dulu, Bang. Sekarang ceritanya lain. Aku sudah menjadi istri seorang saudagar, tentu saja tak boleh bergaul dengan sembarang orang,” ketus Mai Lamah. Suatu hari, Baitusen mengumumkan kalau Mai Lamah hamil! Semenjak itu, perilaku Mai Lamah bukannya bertambah baik, tapi malah hertambah sombong. Ia gemar memamerkan perhiasan emas untuk colon bayinya, hadiah dari para saudagar China dan Singapura. Ketika Mak Semah, tetangganya yang seorang bidan menawarkan diri untuk memeriksa kehamilannya, Mai Lamah malah mencemoohnya. “Aku hanya akan memeriksakan kehamilanku pada tabib dari China. Mereka jauh lebih hebat darimu.” Mak Semah hanya bisa diam. “Rupanya wanita ini memang sudah benar-benar lupa diri,” pikirnya dalam hati. Tibalah saatnya Mai Lamah melahirkan. Siang itu perutnya terasa mulas sekali. Baitusan amat cemas. “Aduhh… aduhh… aku tak tahan lagi, Bang. Panggilkan tabib China di kapal saudagar Apeng yang berlabuh di dermaga,” teriak Mai Lamah. Malang bagi mereka, kapal Saudagar Apeng pulang lebih awal dari rencana semula. Baitusen kebingungan. Tiba-tiba ia teringat pada Mak Semah. “Maaf, Baitusen. Aku tak bisa menolong istrimu. Aku sudah pernah menawarkan jasaku padanya. Tapi ia malah menghinaku,” jawab Mak Semah. “Bawalah ia ke pulau seberang. Di sana ada bidan yang terkenal. Mungkin istrimu mau diperiksa olehnya,” kata Mak Semah lagi. Baitusen panik. Ia kembali ke rumah. Ia membujuk istrinya meminta maaf pada Mak Semah. “Apa? Minta maaf pada bidan kampung itu? Aku tak sudi! Antarkan saja aku ke pulau seberang,” kata Mai Lamah. Baitusen tak bisa memaksa istrinya. Dengan bersusah payah ia membopong istrinya ke perahu. Tiba-tiba Mai Lamah ingat sesuatu. “Bang, cepat kembali ke rumah. Bawalah peti harta kita. Aku takut jika para tetangga mencurinya,” katanya. “Tapi peti itu berat sekali. Bukankah kau menyimpan semua harta kita di dalamnya?” jawab Baitusen. “Justru karena itu Bang. Jika peti itu sampai hilang, habislah kita,” kata Mai Lamah lagi. Baitusen pun menuruti perintah istrinya. Baitusen mendayung perahunya sekuat tenaga. Perahu itu terasa berat. Apalagi, gelombang di lautan tinggi sekali. Perahu mulai oleng dan tenggelam. Mai Lamah berteriak-teriak melihat peti hartanya tenggelam. “Bang… selamatkan peti harta kita. Jangan sampai tenggelam, Bang!” Baitusen tak memedulikan hartanya. Baginya, keselamatan istrinya jauh lebih penting. Ia menarik tangan Mai Lamah dan terjun ke laut. Ia berusaha berenang sambil menarik istrinya menuju daratan. Tapi sayang, Baitusen tak mampu lagi menyelamatkan istrinya. Tiba- tiba petir menyambar-nyambar dan hujan turun sangat deras. Secepat kilat, petir itu menyambar tubuh Mai Lamah. Tubuhnya berubah menjadi batu yang berbadan dua. Batu itu makin lama makin besar, menyerupai sebuah pulau. Demikianlah akhir cerita Mai Lamah yang sombong itu. Pulau berbadan dua itu dikenal dengan nama Pulau Sanua yang berarti “satu tubuh berbadan dua”. Masyarakat meyakini bahwa burung layang-layang putih yang banyak terdapat di Kepulauan Riau itu berasal dari perhiasan emas Mai Lamah. Pesan moral dari Cerita Rakyat dari Daerah Kepulauan Riau untukmu adalah Janganlah menjadi orang yang sombong. Orang yang baik hati dan tidak sombong akan selalu dicintai oleh orang-orang di sekitarnya. Jika Adik-adik suka dengan legenda rakyat kali ini, jangan lupa baca kisah rakyat riau lainnya yaitu yaitu Cerita Rakyat Riau Legenda Dayang Kumunah dan Kumpulan Cerita Rakyat Daerah Riau.
Sejarah Kebudayaan dan Adat Istiadat Suku Alor yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Alor adalah kabupaten yang terletak di Nusa Tenggara Timur, ibukota dari provinsi ini adalah Kalabahi. Alor merupakan kepulauan disebelah selatan pulau Alor adalah Timor Leste dan Selat Ombay, dibagian Utara Alor berbatasan dengan Laut Flores, di bagian Barat
Memang belum terlalu banyak kumpulan cerita rakyat Nusa Tenggara Timur yang telah kami posting. Namun kami pastikan legenda dri NTT yang ada di blog ini mengandung pesan moral didalamnya. Pada kesempatan kali ini kami membagikan beberapa koleksi dongeng rakyat pendek yang pernah kami posting sebelumnya. Selamat mendongeng dan selamat membaca yah Papa dan Mama. Kumpulan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur yang Paling Populer Legenda Rakyat Watu Maladong Dahulu kala di Sumba, hiduplah seorang petani yang sehari hari mengerjakan kebun miliknya. Pada suatu pagi, sang petani yang bermaksud melihat kondisi kebunnya sangat terkejut manakala melihat tanaman miliknya hancur berantakan. Ia mengamati sekeliling dan menemukan jejak babi hutan. Sang petani tak habis pikir bagaimana babi babi itu bisa masuk ke dalam kebunnya yang sekelilingnya dipagar tinggi. Pintu masuk kebunnyapun selalu tertutup dan dikunci kalau sang petani pulang ke rumah. Rasa penasaran membuat sang petani memutuskan untuk menunggui kebunnya malam itu. Dengan bekal tombak sakti warisan leluhurnya yang bernama Numbu Ranggata, sang petani duduk diam diatas sebuah pohon sambil mengamati sekeliling. Dugaan petani itu benar. Tak berapa lama ia menunggu, terdengarlah suara sekawanan babi hutan mendatangi kebunnya. Sungguh aneh, kawanan babi itu mampu menembus tembok pembatas kebunnya dengan mudah. Sang petani mengamati seekor babi yang tengah asyik memakan umbi keladi persis dibawah pohon tempat ia duduk. Karena penasaran, sang petani melempar tombak Numbu Ranggata miliknya yang tepat mengenai perut babi sial itu. Sekawanan babi hutan itu langsung pergi meninggalkan kebun begitu mengetahui ada anggotanya yang terluka. Tombak Numbu Ranggata milik sang petani itupun ikut terbawa pergi. Pagi pagi sekali sang petani mulai menyusuri jejak darah dari perut babi yang terluka. Kali ini bukan hanya rasa penasaran yang ada dihatinya, sang petani juga resah karena tombaknya ikut terbawa. Tombak Numbu Ranggata miliknya itu harus kembali. Tombak itu adalah tombak sakti yang diwariskan leluhurnya turun temurun. Lagi lagi timbul keanehan. Jejak darah si babi hutan berhenti di tepi pantai. Sang petani bingung bagaimana mungkin kawanan babi itu datang dari pulau lain. Hal itu membuat sang petani termenung beberapa saat di tepi pantai. Ia tak habis pikir apa yang sebenarnya terjadi. Tiba tiba sang petani dikejutkan oleh sebuah suara yang menyapanya. “Apa yang sedang kau lamunkan hai manusia ?”, tanya seekor penyu yang rupanya bisa bercakap cakap. Lagi lagi sang petani terkejut. Belum pernah ia bertemu dengan hewan yang mampu berbicara layaknya seorang manusia. Meski jantungnya masih berdebar kencang karena terkejut, sang petani menceritakan apa yang dialaminya kepada si penyu. “Aku akan mengantarmu ke pantai seberang jika kau mau”, tawar penyu kepada sang petani. “Aku yakin kau akan menemukan apa yang kau cari disana”, ujarnya lagi. Sang petani semula ragu untuk menerima tawaran penyu besar itu. Namun ketakutannya dikutuk karena telah menghilangkan tombak sakti warisan leluhurnya, membuat sang petani akhirnya setuju. Ia pun segera naik ke punggung penyu. Si penyu bergerak membawa sang petani ke pulau seberang. Setelah menempuh perjalanan sehari semalam, tibalah penyu dan sang petani di sebuah pulau berpantai indah. “Semoga kau menemukan apa yang kau cari disini”, kata penyu seraya pamit kepada sang petani. “Jika kau memerlukanku, panjatlah sebuah pohon di pantai dan berteriaklah kearah laut, aku akan datang menjemputmu”, pesannya lagi. Tak lama kemudian penyu itu kembali berenang ke tengah laut. Sang petani berjalan menyusuri pantai sambil berharap menemukan seseorang tempat ia bertanya. Tak memerlukan waktu lama matanya menangkap sebuah rumah sederhana tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia segera menghampiri rumah itu dan mengetok pintunya. Sang petani berharap empunya rumah bisa memberinya petunjuk. Pemilik rumah itu adalah seorang nenek yang tinggal seorang diri. Setelah memberikan sang petani sedikit makan dan minum, si nenek menanyakan apa maksud kedatangan sang petani ke pulau itu. Ia mendengarkan cerita sang petani sambil terkadang menganggukkan kepala tanda mengerti. “Aku paham ceritamu. Babi babi yang merusak kebunmu adalah babi jadi jadian dari pulau ini”, kata si nenek. “Mereka adalah sekelompok manusia yang mempunyai ilmu gaib. Mereka merupakan orang orang yang menguasai pulau ini ”, tambahnya lagi. Kelihatannya si nenek tahu pasti tentang penduduk pulau tempatnya berdiam. Sang petani sungguh senang karena pertanyaannya tentang babi babi yang merusak kebunnya terjawab sudah. Namun demikian ia tak dapat meninggalkan pulau itu tanpa membawa pulang tombak saktinya, Numbu Ranggata. Beruntunglah nenek yang baik hati itu mau melatih sang petani beberapa jurus ilmu sakti yang ia miliki. Setelah beberapa hari tinggal di rumah nenek itu, sang petani segera pergi ke perkampungan sesuai petunjuk si nenek. Disana ia tinggal sebagai pendatang yang diterima bekerja pada seorang penduduk yang cukup berada. Dari hari ke hari sang petani terus memasang telinganya dengan baik. Ia senantiasa menyimak setiap pembicaraan orang di sekitarnya. Sang petani berharap segera memperoleh informasi yang ia perlukan. Pada suatu malam tanpa sengaja sang petani mendengar percakapan tuannya tentang kepala suku mereka yang sedang sakit. Sudah banyak tabib yang mencoba mengobatinya, bahkan yang didatangkan dari pulau pulau lain, namun semuanya gagal. Sang kepala suku masih saja terbaring sakit. Sang petani memberanikan diri untuk mengobati kepala suku itu. Ia pun memohon bantuan tuannya untuk dibawa ke kepala suku. Sang petani menduga kepala suku dan keluarganya adalah orang orang sakti pemilik ilmu gaib seperti yang diceritakan si nenek. Keesokan harinya, dengan ditemani tuannya, sang petani berhasil menemui kepala suku. Atas ijin keluarga yang mulai putus asa, sang petani diijinkan untuk melihat kondisi kepala suku. Rupanya firasat petani itu benar adanya. Matanya langsung tertuju pada perut sebelah kanan kepala suku yang terus meneteskan darah. Ia teringat akan tombaknya yang menancap di perut seekor babi jadi jadian tempo hari. “Kalau boleh saya menebak, apakah perut bapak tertikam sebilah tombak ?”, tanya sang petani langsung pada kepala suku. Kepala suku dan seluruh anggota keluarganya yang ada di ruangan itu terkejut. Mereka tak menyangka sang petani mengetahui penyebab sakitnya kepala suku. Kepala suku mengangguk perlahan seraya berkata, “Ya, perutku tertikam tombak”, ujarnya pelan. “Jika kau berhasil mengobati lukaku ini, aku akan memberikan apa saja yang kau mau”, janjinya lagi. Kepala suku berharap sang pendatang di kampungnya itu mampu mengobatinya. “Baiklah..”, kata sang petani singkat. “Besok pagi aku akan kembali membawa ramuan untuk bapak minum”, ujarnya lagi. Sang petani dan tuannya segera pamit pulang. Sore itu sang petani datang lagi menemui nenek tua di tepi pantai. Sang nenek memberinya ramuan untuk mengobati kepala suku. “jika kepala suku itu telah sembuh, selain tombak Numbu Ranggata milikmu, mintalah juga batu yang disebut Watu Maladong miliknya. Batu itu mampu menciptakan sumber air dan menumbuhkan tanaman palawija dimana saja yang kau kehendaki”, kata si nenek lagi. Sang petani tertarik sekali atas usul si nenek, iapun menyetujuinya. Si nenek memberinya beberapa jurus ilmu sakti lagi kepada sang petani. Si nenek tahu kepala suku itu tak akan memberikan Watu Maladong dengan cuma cuma. Ia pasti akan mengajak sang petani mengadu kesaktian lebih dulu. Sungguh ajaib, ramuan sakti yang diberikan sang petani kepada kepala suku langsung membuat lukanya sembuh. Kepala suku seketika itu juga merasa dirinya pulih seperti sediakala. Hatinya sungguh senang. Ia sangat berterima kasih kepada sang petani. “Apa yang kau minta sebagai balasan atas jasamu menyembuhkanku ?”, tanya kepala suku kepada sang petani. “Kalau tak keberatan, ada dua permintaanku”, kata sang petani sambil menatap kepala suku. “Aku minta tombak yang menghujam perutmu dikembalikan. Sesungguhnya tombak itu adalah milikku yang merupakan warisan dari leluhurku”, kata sang petani perlahan. Wajah kepala suku merah padam mendengar ucapan sang petani. “Berarti orang ini mengetahui rahasia keluargaku yang bisa menjadi babi jadi jadian”, pikirnya sambil mencoba menahan amarah. “Bukankah ia yang melemparkan tombaknya ke perutku sewaktu aku berwujud seekor babi ?”, ujar kepala suku dalam hati sambil menatap tajam kearah sang petani. “Baiklah..”, kata kepala suku singkat dengan suara bergetar. “Aku akan mengembalikan tombakmu”, katanya singkat. “Lalu apa permintaanmu yang kedua ?”, tanyanya tak sabar. Sang petani semula ragu mengutarakan keinginannya. Tapi mengingat kampung halamannya memerlukan mata air dan tanaman palawija yang bisa tumbuh subur disana, akhirnya ia berkata. “Aku menginginkan Watu Maladong milikmu”, ujarnya dengan suara sedatar mungkin. “kampungku memerlukannya”, tambahnya lagi sambil mengamati reaksi kepala suku. Kepala suku bagaikan disambar petir mendengar permintaan sang petani. “Tentulah orang ini bukan orang sembarangan”, pikirnya mengambil kesimpulan. “Kalau tidak, bagaimana mungkin ia tahu Watu Maladong kepunyaanku ?”, gumamnya perlahan sambil menahan tubuhnya yang mulai gemetar menahan emosi. “Kau tahu kesaktian Watu Maladong milikku bukan ?”, tanya kepala suku. Sang petani mengangguk. “Aku akan memberikannya padamu dengan satu syarat”, ujar kepala suku dengan tegas. “Kau harus bisa mengalahkan kesaktianku lebih dulu”, kepala suku berkata sambil berdiri. “Jika kau setuju, aku menunggumu nanti malam untuk bertempur di tanah lapang belakang rumahku”. Sang petani setuju. Ia kembali ke rumah si nenek di tepi pantai sambil membawa Numbu Ranggata yang dikembalikan kepala suku kepadanya. “Tak usah gentar”, kata si nenek kepada sang petani yang terlihat ragu. “Sesungguhnya kaupun memiliki kesaktian sebagai pemilik Numbu Ranggata”, ujar si nenek pelan. “Kau bisa mendatangkan petir dengan mengarahkan tombakmu ke langit”, lanjutnya lagi. “Petir itu akan menyambar siapa saja yang menjadi lawanmu”. Sang petani mendengarkan kata kata si nenek dengan seksama. “Satu hal yang perlu kau ketahui”, si nenek berkata sambil memandang kearah laut. “Jurus andalan mereka adalah mengguncang bumi. Jangan panik jika bumi mengguncangmu. Diam saja dan menyatulah dengan bumi. Niscaya goncangannya akan segera berhenti”, lanjut si nenek membuka rahasia kepala suku. Setelah mendengar penjelasan si nenek, petani itu yakin dirinya akan menang bertarung melawan kepala suku. Ketika matahari mulai terbenam, ia berangkat menuju rumah kepala suku dengan membawa tombak saktinya. Seluruh keluarga kepala suku telah berkumpul di lapangan belakang rumah mereka. “Lawanlah putra sulungku”, kata kepala suku sambil berdiri menyambut kedatangan sang petani. “Jika kau berhasil mengalahkannya maka itu berarti kau telah mengalahkanku”, katanya seraya menepuk nepuk pundak seorang pemuda yang berdiri di sampingnya. Pertempuranpun dimulai. Setelah beradu kesaktian lewat perkelahian sengit, sang petani dan putra kepala suku sama sama tangguh. Mereka telah bertempur selama dua jam lebih ketika akhirnya putra kepala suku menggunakan jurus andalannya. Ia segera memejamkan mata, menunjuk bumi dengan kedua belah telapak tangannya dan seketika itu juga bumi tempat sang petani berdiri berguncang dengan hebatnya. Sang petani teringat akan kata kata si nenek. Iapun segera berbaring sambil memegang Numbu Ranggata di tangan kanannya. Matanya terpejam, ia membiarkan tubuhnya seolah olah menyatu dengan bumi. Sang petani merasakan bumi terbelah dan ia tertelan bumi. Meski sedikit panik, ia terus memejamkan mata sambil menenangkan diri. Cukup lama sang petani merasakan tubuhnya terguncang sebelum akhirnya guncangan itu semakin berkurang. Kira kira satu jam kemudian sang petani mendapati dirinya berada dalam posisi terlentang di atas tanah tempatnya berdiri. Sang petani bersyukur dirinya baik baik saja. Tak mau membuang waktu, sang petani segera mengarahkan tombak saktinya kearah langit malam. Tak lama kemudian petir menyambar nyambar membelah langit yang gelap. Sinarnya sungguh menyilaukan mata. Sebuah petir yang diikuti suara menggelegar menyambar tubuh pemuda lawannya. Tubuh sang pemuda itu hangus terbakar. Seketika itu juga sang pemuda tewas. Kepala suku dan seluruh keluarganya memekik. Mereka terkejut melihat kematian sang pemuda. Meski menahan kesedihan yang begitu mendalam, kepala suku berjiwa besar dan menerima kekalahannya. Ia menyerahkan Watu Maladong yang sedari tadi dibawanya kepada sang petani. “Batu ini ada tiga”, katanya sambil menyerahkannya kepada sang petani. “Ketiga batu ini akan mengeluarkan air di tempat yang kau inginkan. Ketiganya juga akan menumbuhkan padi, jagung, dan jewawut di tanah kelahiranmu kelak”, tambahnya. Kepala suku dan seluruh keluarganya mengantarkan sang petani ke pinggir desa. Sang petani yang membawa Numbu Ranggata dan Watu Maladong itupun singgah di rumah nenek yang telah menolongnya untuk pamit. Ia memanjat pohon kelapa di depan rumah si nenek dan memanggil penyu yang segera datang untuk membawanya pulang kembali ke Sumba. Ia naik ke punggung penyu dan menghilang di lautan. Watu Maladong yang dibawa sang petani memberikan empat mata air di Sumba yaitu mata air Nyura Lele di Tambolaka, mata air Weetebula di Weetebula, mata air Wee Muu di perbatasan Wewewa Barat dan Wewewa Timur dan mata air Weekello Sawah di Wewewa Timur yang bentuknya menyerupai juluran lidah seekor naga. Ketiganya juga menumbuhkan padi, jagung, dan jewawut di tanah Sumba. Dari berbagai sumber Kumpulan Cerpen Singkat – Dongeng Rakyat Nusa Tenggara Timur Di Pulau Timor, ada seorang petani yang memiliki empat belas anak, tujuh laki-laki dan tujuh perempuan. Hasil kebun mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup karena sering dirusak babi hutan. Petani itu pun menugaskan anak laki-lakinya untuk menjaga kebun. Namun, hanya ada satu anaknya yang pemberani, yaitu Suri Ikun. Suatu malam, kakak tertua mengajak Suri Ikun mencari gerinda milik ayahnya di tengah hutan. Namun saat mencari, Suri Ikun ditinggal sendiri di tengah hutan. Lalu, Para hantu hutan menangkap Suri Ikun. Mereka mengurung Suri Ikun di dalam gua. Pada gua itu ada celah kecil, membuat sinar matahari bisa masuk. Karena kurus, para hantu memberi Suri Ikun makanan agar lekas gemuk. Setelah gemuk, barulah Suri Ikun akan mereka mangsa. Kumpulan Cerpen Singkat Anak Untuk lebih jelas baca posting kami berikut ini Kumpulan Cerpen Singkat – Dongeng Rakyat Nusa Tenggara Timur Contoh cerita rakyat pendek dari Nusa Tenggara Timur Dikisahkan, ada seorang gadis jelita, putri seorang raja, bernama Putri Bete Dou, di Kerajaan Nusa Tenggara Timur. Ia hidup seorang diri di rumah pohon di dalam hutan. Suatu malam ia kedatangan tamu tak diundang. “Siapa di luar? Ada apa gerangan datang ke mari?” Tanya Putri dari balik pintu. “Aku putra raja Kerajaan Loro. Namaku Mare Loro,” jawab Mare Loro. “Suaramu sangat merdu, aku senang mendengarnya. Bolehkah aku masuk?” lanjut Mare Loro penuh kekaguman dan harapan. Putri Bete Dou merasa melayang perasaannya dipuja puji oleh seorang putra raja. Pintu dibuka dan sejenak terdiam kaku seperti tersihir pesona wajah masing-masing. Contoh cerita rakyat pendek NTT Untuk lebih lengkap cerita ini silahkan kunjungi link berikut ini Contoh cerita rakyat pendek dari Nusa Tenggara Timur Cerita Rakyat NTT – Dongeng Nusa Tenggara Timur Tampe Ruma Sani Alkisah pada zaman dulu ada seorang anak perempuan yang suka menguncir rambutnya yang panjang bernama Tampe Ruma Sani. Namanya memang agak sulit, tetapi artinya begitu bermakna untuk masa depannya. Tampe Ruma Sani sudah setahun ditinggal mati oleh ibunya. Kini dia hidup bernama ayah dan adik lelakinya. Karena ayahnya bekerja sebagai nelayan dan adiknya masih sangat kecil, maka hampir semua pekerjaan rumah dilakukan oleh Tampe Ruma Sani. Setiap hari ia bertugas memasak, membersihkan rumah serta ikut menjual hasil tangkapan ayahnya. Meskipun demikian, gadis kecil itu tak pernah mengeluh. Cerita Rakyat NTT Dongeng Nusa Tenggara Timur Cerita lengkap legenda ini bisa diikuti dilink berikut ini Cerita Rakyat NTT – Dongeng Nusa Tenggara Timur Tampe Ruma Sani Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur Bete Dou Pada zaman dahulu kala di daerah Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah Kerajaan yang di pimpin oleh seorang Raja yang memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan yaitu Manek Bot dan Bete Dou. Bete Dou adalah seorang putri yang cantik jelita, ia sangat dicintai dan dikasihi oleh Raja dan Permaisuri juga kakak Iaki-lakinya yaitu Manek Bot. Sri Baginda Raja serta permaisuri sangat berharap Putri Bete Dou akan membawa berkah kesejahteraan, mereka memiliki rencana akan memingit Bete Dou supaya selalu terjaga kesuciannya. Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur Bete Dou Baca dongeng lengkapnya di link berikut ini Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur Bete Dou Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur ini adalah Jadilah anak yang rajin belajar dan mengasah kemampuan, anak yang cerdas dan memiliki berbagai keahlian akan sukses dimasa yang akan baik kepada siapapun dan kapanpun maka kamu akan disukai oleh orang lain. Dan saat kamu mendapatkan kesulitan kamu akan mendapat bantuan dari yang tidak pernah kamu duga sebelumnya. Pranala Luar fanspage ini berisi dongeng dan cerita rakyat Nusantara dan Dunia Channel youtube yang berisi kumpulan dongeng duniaKumpulan Cerita Rakyat KalimantanCerita Rakyat Indonesia
Bacajuga: Dongeng Dewi Walangangin Asal-usul Candi Pari Cerita Rakyat Jawa Timur. Nusa dan adik iparnya bekerja bercocok tanam di sebuah ladang kecil di dekat rumahnya. Mereka bekerja keras hingga hasil panennya pun melimpah. Namun, suatu hari desa tempat tinggal Nusa dan keluarganya dilanda kekeringan. Akhirnya, Nusa dan adik iparnya pergi berburu di Sungai Ruhan, sebuah sungai kecil di aliran Sungai Kahayan.
Dari daerah Maluku, ada banyak sekali kisah yang menarik untuk disimak. Salah satunya adalah legenda Nenek Luhu atau yang juga dikenal sebagai asal mula terjadinya laguna Air Putri di Maluku. Kira-kira seperti apa kisahnya? Kalau penasaran, langsung saja simak selengkapnya berikut ini, ya!Kamu mungkin kurang familier dengan legenda Nenek Luhu asal daerah Maluku ini. Namun karena ada pepatah yang berbunyi tak kenal maka tak sayang, maka dari itu kamu harus membaca yang juga dikenal sebagai cerita rakyat terjadinya Laguna Air Putri ini menarik sekali untuk disimak. Kisahnya nggak kalah seru jika dibandingkan dengan yang lainnya, lho. Tidak hanya menghibur, tetapi ceritanya juga memiliki pesan moral yang baik untuk dijalankan dalam kehidupan ringkasan cerita legenda Nenek Luhu, di sini kamu pun akan menemukan ulasan unsur intrinsik, dan fakta menariknya. Daripada semakin nggak sabar, mending langsung saja cek kisah lengkapnya di bawah ini, yuk! Selamat membaca! Sumber Gambar Rumah Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Luhu di Pulau Seram, Maluku. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Raja Gimalaha. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Luhu sangatlah makmur dan sentosa. Terlebih lagi, wilayahnya memang dikenal sebagai salah satu penghasil cengkeh yang besar. Sang raja memiliki seorang istri bernama Puar Bulan dan memiliki tiga orang anak, yaitu Ta Ina Luhu, Sabadin Luhu, dan Kasim Luhu. Semua anak-anaknya memiliki kepribadian yang baik, namun yang paling menonjol adalah si putri sulung, Ta Ina Luhu. Gadis itu tidak hanya cantik, tetapi juga mandiri, cekatan, dan tegas. Hingga pada suatu hari, datanglah penjajah Belanda ke wilayah Kerajaan Luhu. Mereka memang sudah lama mengincar wilayah tersebut karena tergiur dengan rempah-rempah yang dimilikinya. Tanpa buang-buang waktu lagi, para penjajah tersebut menyerang Kerajaan Luhu. Keadaan menjadi kacau balau karena pertempuran yang sengit. Karena memiliki senjata yang lebih canggih, Belanda tentu saja menang dan dapat mengalahkan rakyat Luhu dengan mudah. Dalam waktu singkat, mereka bisa menguasai kerajaan. Semua anggota kerajaan tewas terbunuh, hanya Ta Ina Luhu yang selamat. Meskipun begitu, para penjajah itu tidak tinggal diam. Mereka menangkap sang putri lalu dibawa ke Ambon untuk dijadikan istri dari panglima perang Belanda. Nasib Ta Ina Luhu Ketika sudah sampai di Ambon, Ta Ina Luhu tentu saja menolak untuk menikah dengan orang menyebabkan keluarganya tewas dan negerinya hancur. Namun, penolakan tersebut tidak diterima baik oleh sang panglima. Lantas apa yang terjadi selanjutnya? Tentu saja, wanita tersebut diperlakukan tidak baik dan bahkan sempat dilecehkan. Merasa tidak sanggup terus menerus mengalami hal seperti ini, ia pun berusaha mencari cara untuk pergi dari sana. Pada suatu hari, Ta Ina Luhu berhasil mengelabui tentara Belanda dan kabur dari Ambon. Ia berlari dan terus berlari hingga akhirnya tiba di sebuah kerajaan bernama Soya. Beruntungnya, tak hanya disambut dengan hangat, tetapi ia juga diperlakukan dengan baik di sana . Dirinya sudah dianggap sebagai saudara sendiri di tempat tersebut. Tak ayal, hal itu membuat hatinya merasa terenyuh dan merindukan keluarganya yang telah tiada. “Ayah, Ibu, Sabadin, Kasim, beta rindu sekali dengan kalian. Beta berharap semoga kalian tenang di sana,” lirihnya sembari terisak. Ta Ina Luhu merasa sangat aman dan nyaman tinggal di kerajaan Soya. Namun sepertinya, hal tersebut tidak berlangsung lama karena beberapa bulan kemudian ia diketahui sedang mengandung. Karena tak mau semakin merepotkan keluarga Soya, ia berencana untuk kabur. Pada suatu malam, wanita itu menjalankan rencananya untuk pergi dari kerajaan tersebut. Ia diam-diam pergi melalui pintu belakang istana dan membawa serta seekor kuda putih yang tengah ditambatkan di sebuah pohon tak jauh dari sana. Sebelum benar-benar pergi, ia bergumam, “Maafkan beta karena harus pergi dengan cara seperti ini. Beta tidak mau terus-terusan merepotkan keluarga kalian. Jangan cari dan relakan beta pergi.” Setelah itu, ia pun pergi dengan menaiki kuda putihnya. Baca juga Kisah Si Kancil dan Si Gajah beserta Ulasan Lengkapnya, Fabel Menarik yang Mengandung Pesan Bermakna Perjuangan pun Dimulai Ta Ina Luhu sendirian menyusuri hutan yang begitu sunyi. Ia sebenarnya tidak memiliki tujuan. Namun, dirinya tak memiliki pilihan selain terus memacu kudanya dan berharap menemukan tempat persembunyian yang aman. Berhari-hari, wanita itu hidup di jalanan hingga kemudian tibalah ia di puncak gunung. Ia berhenti di sana sejenak untuk melepaskan lelah setelah melakukan perjalanan yang sangat jauh. Pemandangan yang ia lihat dari puncak begitu indah sehingga mampu mengusir lelah dan membuat perasaannya sedikit lebih baik. “Negeriku… keindahanmu benar-benar membuatku begitu terpesona,” ucapnya. Setelah berkata demikian, dirinya tiba-tiba jatuh dari kudanya dan tidak sadarkan diri saking lelahnya. Ia baru bangun lagi keesokan harinya dengan kondisi perut yang begitu kelaparan. Sayangnya, di tempat itu tidak banyak makanan yang bisa ditemukan. Hanya ada rumput untuk memberi makan kudanya dan beberapa jambu biji yang masih tergantung di sebuah pohon tak jauh dari situ. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia mengambil buah jambu tersebut lalu memakannya sekadar untuk mengganjal perut. Pencarian Putri Ta Ina Luhu Sementara itu di tempat lain, Raja Soya tengah kebingungan mencari keberadaan Ta Ina Luhu. Ia memerintahkan semua pengawal untuk mencarinya di sekitar istana, tapi hasilnya masih nihil. “Ampun, Baginda. Kami sudah mencarinya ke mana-mana, tapi keberadaan Putri Ta Ina Luhu belum bisa ditemukan. Hanya saja, kuda putih milik Baginda tidak ada, sepertinya sang putri membawanya serta.” Mendengar kata-kata tersebut, sang raja tidak marah tetapi malah semakin khawatir dengan keadaan sang putri. Terlebih lagi, wanita itu sedang mengandung. Tanpa pikir panjang lagi, lelaki tersebut kemudian memanggil semua pejabat istana dan melakukan rapat. Katanya, “Aku ingin kalian mengumpulkan para pemuda untuk membantuku mencari Putri Ta Ina Luhu dan membawanya pulang dalam keadaan selamat.” “Baik, Baginda. Perintah Baginda akan kami laksanakan,” jawab salah seorang mewakili. Setelah itu mereka semua bergegas untuk melakukan titah raja. Ratusan pemuda sudah dikumpulkan dan dibagi dalam kelompok-kelompok supaya mempermudah pencarian. Mereka mencari sang putri dengan mengikuti jejak-jejak kuda yang tertinggal. Baca juga Kisah dari Nusa Tenggara Barat, Kembang Ander Nyawe Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Kamu Simak Semakin Jauh Melarikan Diri Putri Ta Ina Luhu yang sedang berada di puncak gunung sayup-sayup mendengar teriakan yang memanggil namanya. Kemudian, sadarlah ia kalau Raja Soya pasti menyuruh orang-orang untuk mencarinya. Maka dari itu, ia memutuskan untuk pergi dari situ. Beberapa saat setelah sang putri pergi, salah satu rombongan raja tiba di tempat itu. Tentu saja mereka tak menemukannya, yang ada hanyalah sisa-sisa kulit dan biji dari jambu yang dimakannya. Lalu oleh orang-orang tersebut, tempat itu diberi nama Gunung Nona. Karena benar-benar tak mau ditemukan, sang putri semakin memacu kudanya dengan cepat untuk menuruni lereng gunung. Hingga sampailah ia di sebuah pantai bernama Amahusu. Angin di tempat tersebut begitu kencang sehingga menerbangkan topi yang dipakainya. Ketika hendak mengambil topinya, entah mengapa benda tersebut tiba-tiba berubah menjadi batu. Nah, batu tersebut lalu diberi nama Batu Capeu. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki, wanita tersebut meneruskan perjalanannya hingga ke Ambon. Namun di tengah perjalanan, ia merasa benar-benar haus sehingga berhenti di sebuah sumber air. Di sana, dirinya minum sepuasnya. Mata air inilah yang nantinya dinamakan Air Putri. Menghilang Secara Misterius Ta Ina Luhu memutuskan beristirahat sejenak di tempat tersebut sebelum kembali lagi ke puncak Gunung Nona. Namun tak berapa lama kemudian, lagi-lagi ada teriakan yang memanggil-manggil namanya. Hal tersebut tentu saja membuatnya gusar. Meskipun berusaha menghindar lagi, kali ini ia kalah cepat dengan rombongan yang diutus sang raja. Ia tak sempat kabur karena sudah dihadang oleh mereka. “Putri… Mari pulanglah bersama kami. Sang raja sudah menunggumu di istana,” kata salah seorang dari mereka. Karena sudah terjebak, Ta Ina Luhu turun dari kudanya dan berlutut. Ia berdoa kepada Tuhan supaya tidak dibawa pulang ke istana. “Tuhan… tolonglah Beta. Beta tak mau kembali ke istana dan merepotkan orang lain lagi. Beta hanya ingin hidup sendiri.” Saat salah seorang dari rombongan mendekat ke arah sang putri, tiba-tiba wanita tersebut menghilang begitu saja. Sontak, hal itu membuat semua orang yang menyaksikannya begitu terkejut. Mereka pun pulang dengan tangan hampa. Akan tetapi sejak peristiwa tersebut, ada sebuah mitos yang berkembang di Maluku mengenai Ta Ina Luhu. Katanya, wanita tersebut sering muncul dengan kaki separuh manusia dan separuh kuda pada saat Ujang Panas hujan turun, namun cuaca tetap panas. Bersamaan dengan hal tersebut, akan ada anak-anak yang hilang dan Ta Ina Luhulah yang diduga menculiknya. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Unsur-Unsur Intrinsik Legenda Nenek Luhu Sumber Wikimedia Commons Setelah menyimak ringkasan cerita legenda Nenek Luhu, selanjutnya di sini kamu akan menemukan ulasan singkat unsur-unsur intrinsik dari kisah tersebut. Berikut penjelasannya 1. Tema Tema atau inti cerita dari legenda Nenek Luhu adalah tentang seorang perempuan yang tidak mau terus-terusan bergantung pada orang lain dan berutang budi. Maka dari itu, ia memilih untuk kabur dan hidup sendiri karena tak mau terlalu banyak merepotkan orang yang telah menolongnya. 2. Tokoh dan Perwatakan Dalam legenda Nenek Luhu ada beberapa tokoh yang akan dibahas dengan lebih mendalam. Yang pertama tentu saja adalah Ta Ina Luhu. Ia merupakan seseorang putri yang berparas cantik dan berkepribadian baik. Hanya saja, ia bertekad untuk hidup sendiri karena tidak enak terus-terusan bergantung pada orang lain. Ia merasa dirinya sudah terlalu banyak merepotkan dan berutang budi. Selanjutnya, ada panglima perang Belanda yang begitu kejam. Ia tak hanya menghancurkan kerajaan Ta Ina Luhu, tetapi juga membunuh keluarganya dan melecehkan dirinya. Kemudian di urutan terakhir adalah Raja Soya. Pria tersebut adalah orang yang baik. Ia mau menolong sang putri yang tengah mengalami kesusahan. 3. Latar Karena legenda Nenek Luhu atau yang juga dikenal sebagai cerita rakyat terjadinya laguna Air Putri ini berasal dari Maluku, maka sudah jelas jika ceritanya menggunakan latar tempat di daerah tersebut. Namun, di dalam cerita juga sudah dituliskan beberapa latar tempat yang lebih spesifik, yaitu istana Kerajaan Luhu, hutan, Ambon, istana Kerajaan Soya, dan masih banyak lagi. Untuk latar waktunya, beberapa juga sudah disebutkan dalam cerita. Contohnya adalah keesokan hari, pada malam hari, dan beberapa bulan kemudian. 4. Alur Legenda Nenek Luhu Dongeng yang telah kamu di atas menggunakan menggunakan alur maju. Kisahnya bermula dari penjajah Belanda yang menyerang Kerajaan Luhu, membunuh semua anggota kerajaan, dan hanya Putri Ta Ina Luhu yang selamat. Sang putri lalu dibawa paksa ke Ambon. Setelah mengalami penyiksaan, ia akhirnya berhasil kabur dan diangkat menjadi keluarga Kerajaan Soya. Namun saat mengetahui kalau dirinya hamil, ia memilih kabur karena tidak mau semakin merepotkan keluarga angkatnya. Sang raja kemudian menyuruh pemuda dari wilayahnya untuk mencari Ta Ina Luhu. Pada akhirnya, rombongan pemuda itu pulang dengan tangan kosong karena sang putri tiba-tiba menghilang begitu saja. 5. Pesan Moral Pesan moral atau amanat yang bisa kamu ambil dari legenda Nenek Luhu ini adalah supaya kamu kuat untuk menjalani kehidupan. Hidup ini keras maka kamu harus tetap berjuang. Selain itu, jangan selalu bergantung dan mengandalkan kebaikan orang lain. Selagi kamu bisa melakukan hal apa pun itu sendiri atau mandiri, maka lakukanlah. Tak hanya unsur intrinsiknya saja, jangan lupakan pula unsur ekstrinsik dari legenda Nenek Luhu ini. Unsur ekstrinsik tersebut biasanya meliputi latar belakang masyarakat, penulis, dan nilai-nilai yang sudah lama dilakukan. Baca juga Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih dan Ulasannya, Kisah Si Burung Surga yang Mengandung Amanat Bermakna Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Terjadinya Laguna Air Putri di Maluku Sumber Twitter – papaOranje Tadi kamu sudah menyimak ulasan unsur intrinsiknya, kan? Nah, berikut ini ada fakta menarik dari kisah tersebut yang tidak boleh dilewatkan. 1. Laguna Air Putri Tadi, sudah disebutkan bahwa legenda Nenek Luhu memiliki kaitan erat dengan asal-usul Laguna Air Putri. Nah, obyek wisata tersebut tepatnya terletak di Desa Waiyoho, Kecamatan Seram Barat. Tempat ini sebenarnya adalah mata air yang muncul tepat di pinggiran pesisir pantai yang kemudian membentuk laguna. Uniknya, di laguna tersebut air tawar dari sumber mata air bercampur dengan air dari laut. Meskipun akses menuju ke sana bisa dibilang tidak mudah, tempat ini tetap menarik minat wisatawan, baik itu dari lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. Baca juga Legenda Watu Maladong dari Nusa Tenggara Timur, Batu Sakti yang Menyuburkan Sumba, Beserta Ulasan Menariknya Sudah Puas Menyimak Legenda Nenek Luhu di Atas? Demikianlah tadi kisah lengkap dari legenda Nenek Luhu atau asal-usul Laguna Air Putri dari Maluku beserta ulasannya yang bisa kamu simak di sini. Gimana? Tentunya tidak hanya bagus, tetapi ada nilai moral yang bisa kamu pelajari, kan? Nah, kalau misalnya kamu masih mencari cerita nusantara yang lain, mending langsung cek artikel-artikel PosKata, deh. Contohnya adalah asal usul Kota Malang, legenda Buaya Perompak dari Lampung, cerita Putri Tandampalik dari Sulawesi Selatan, dan masih banyak lagi. Oh iya, kalau kamu mencari fabel, dongeng dari Barat, dan kisah para nabi, di sini juga ada, lho. Lengkap banget, kan? Makanya, baca PosKata terus, yuk! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.
MarthaChristina Tiahahu (lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 - meninggal di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 tahun) adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau Nusalaut. Lahir sekitar tahun 1800 dan pada waktu mengangkat senjata melawan penjajah Belanda berumur 17 tahun. Ayahnya adalah Kapitan Paulus
Banyak sekali cerita rakyat di Negara kita, salah satunya adalah Legenda Pulau Senua. Ada pelajara yang bisa di petik dari cerita rakyat ini. Yuk kita ceritakan untuk si kecil berbagai legenda yang ada di negara kita. Pulau Senua Senoa adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di laut laut Cina Selatan yang berbatasan dengan negara Malaysia timur Kalimantan Utara. Pulau Senua ini merupakan wilayah dari kabupaten Natuna, provinsi Kepulauan Riau. Alkisah pada jaman dahulu di Natuna, hiduplah sepasang suami istri yang selalu didera kemiskinan. Kehidupan mereka tak pernah membaik sejak menikah. Karena ingin merubah nasib, pasangan suami istri itu memutuskan untuk merantau ke Pulau Bunguran yang terkenal akan kekayaan lautnya. Ketika telah tiba di Pulau Bunguran, sang suami yang bernama Baitusen bekerja sebagai nelayan seperti halnya penduduk asli pulau itu. Sehari hari Baitusen mencari kerang dan siput. Sang istri yang bernama Mai Lamah bekerja membantu suaminya membuka kulit kerang yang akan dijual sebagai bahan baku perhiasan. Baitusen dan Mai Lamah sangat kerasan tinggal di Pulau Bunguran. Selain penduduknya yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan terhadap sesama, kehidupan mereka juga lebih baik dibanding sewaktu menetap di Natuna. Baitusen bekerja dengan penuh semangat. Daerah tangkapan siput dan kerangnyapun semakin hari semakin jauh. Semangat Baitusen untuk merubah nasib keluarganya semakin besar takkala Mai Lamah mulai mengandung. Ia tak ingin anaknya nanti menderita seperti yang pernah ia rasakan bersama istrinya. Pada suatu ketika tanpa sengaja, Baitusen menemukan lubuk teripang yang berisi ribuan ekor teripang. Para tetangga menyarankan Baitusen untuk mengeringkan teripang teripang itu dan menjualnya kepada para pedagang yang datang dari Cina. Harga teripang kering di Cina sangatlah mahal. Karena itulah para pedagang Cina bersedia membelinya dengan harga tinggi. Apa yang dikatakan tetangga Baitusen bukanlah isapan jempol belaka. Baitusen memperoleh banyak uang dari hasil penjualan teripang keringnya. Dalam waktu sekejap, Baitusen dan Mai Lamah berubah menjadi orang kaya di Pulau Bunguran. Semenjak itu, Baitusen tak pernah lagi mencari siput dan kerang, Ia terus memburu teripang setiap hari. Uang yang diperolehnya dipergunakannya untuk membeli perahu yang lebih besar. Karena nasibnya yang mujur, Baitusen selalu memperoleh teripang dalam jumlah besar. Hanya dalam waktu singkat, Baitusen dan Mai Lamah terkenal sebagai pedagang teripang yang kaya raya. Kekayaan yang diperoleh suaminya, rupanya membuat Mai Lamah lupa daratan. Bukan hanya dandanannya yang berubah bak seorang nyonya, perangainyapun ikut berubah. Mai Lamah kini bukanlah Mai Lamah yang dulu. Ia berubah menjadi seorang wanita yang sangat sombong dan kikir. Mata hatinya seakan tertutupi oleh silaunya harta. Ia bukan hanya menolak tetangganya yang datang meminta bantuannya, melainkan juga menghina mereka. Teguran Baitusen agar Mai Lamah merubah sikapnya sama sekali tak dihiraukannya. Para tetangga mulai menjauh dari Baitusen dan Mai Lamah. Mereka enggan untuk sekedar bertegur sapa dengan suami istri itu. Meski demikian Mai Lamah tak jua berubah. Ia justru merasa beruntung tak ada lagi orang yang datang ke rumahnya untuk meminta bantuan. Hari berganti hari, waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa tibalah saatnya Mai Lamah untuk melahirkan. Baitusen merasa sangat bingung ketika istrinya itu berteriak teriak kesakitan. Segera saja Baitusen meminta pertolongan kepada para tetangga. Rasa sakit hati membuat tak seorangpun di Pulau Bunguran yang mau menolong, bahkan dukun beranakpun menolak untuk menolong Mai Lamah. Baitusen sungguh tak tega melihat Mai Lamah kesakitan. “Ayolah kita berangkat ke pulau seberang ,dik..”, katanya kepada Mai Lamah. “Abang dengar disana ada seorang dukun beranak…”, tambahnya lagi sambil memapah Mai Lamah. Meski sedang menahan rasa sakit yang luar biasa, Mai Lamah masih saja teringat akan harta bendanya. “Jangan lupa bawa semua emas kita, bang..”, katanya kepada suaminya. Baitusen menurut saja kata kata istrinya. Ia segera mengambil semua emas mereka dan kembali memapah Mai Lamah ke perahu. Baitusen mulai mendayung perahunya. Arus air dari arah pulau yang dituju membuat perahunya berat untuk dikayuh. Belum lagi emas yang mereka bawa membuat perahu itu semakin terasa berat. Meski Baitusen telah mendayung dengan sekuat tenaga, perahunya hanya melaju perlahan. Semakin ke tengah laut, ombak yang datangpun semakin besar. Baitusen mulai kehabisan tenaga. Air laut yang masuk ke dalam perahu membuat Mai Lamah menjerit ketakutan. “Awas bang… kita bisa tenggelam…”, teriaknya panik. Ketakutan Mai Lamah segera menjadi kenyataan. Air laut yang masuk ke dalam perahu semakin deras dan akhirnya membuat perahu itu tenggelam. Legenda Pulau Senua Tubuh Baitusen dan Mai Lamah hanyut terbawa gelombang air laut dan terdampar di pantai Bunguran Timur. Angin kencang dan hujan turun dengan derasnya ketika tubuh sepasang suami istri itu tiba di pantai. Tak terduga kilat menyambar tubuh Mai Lamah yang berbadan dua itu berkali kali dan merubahnya menjadi batu. Seiring berjalannya waktu, batu jelmaan tubuh Mai Lamah bertambah besar dan menjadi sebuah pulau. Oleh masyarakat sekitar pulau yang terletak di ujung Tanjung Senubing, Bunguran Timur itu dinamakan Senua yang berarti satu tubuh berbadan dua. Saat ini Pulau Bunguran terkenal sebagai pulau sarang burung walet yang konon merupakan jelmaan dari perhiasan yang dikenakan Mai Lamah. Pesan moral dari Legenda Pulau Senua adalah janglah menjadi orang yang sombong dan kikir. Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita. Oleh karenanya bertingkah lakulah yang baik agar bisa diterima oleh masyarakat. Baca legenda terbaik kami lainnya Cerita Legenda Di Indonesia Asal Muasal Sungai KawatCerita Dongeng Singkat Fabel Tupai dan Ikan GabusContoh cerita rakyat pendek dari Nusa Tenggara TimurContoh Cerpen Anak Dari Legenda Nusa Tenggara TimurCerita Dongeng Anak Pendek Legenda Sari BulanKumpulan Cerita Legenda Dari Nusa Tenggara Barat Batu GologKumpulan Cerita Rakyat Indonesia dari BaliDongeng Anak Indonesia Gede Gusti PasekanCerita Legenda Indonesia – Dongeng Rakyat Yogyakarta Terbaik
CeritaRakyat dari Kalimantan Tengah - Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Kota Palangkaraya. Berdasarkan sensus tahun 2010, provinsi Kalimantan Tengah ini memiliki populasi 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan.
Pulau Nusa merupakan pulau unik yang ada di Sungai Kahayan dari Pulau Kalimantan. Apakah kamu familier dengan kisahnya? Kalau belum, mari simak legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengan dalam artikel ini!Legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah barangkali belum banyak diketahui oleh orang-orang. Padahal, kisah tersebut sebenarnya juga mengandung pesan bijak yang bisa dijadikan sebagai pembelajaran kepada artikel ini, terdapat uraian lengkap mengenai dongeng terbentuknya pulau yang berada di Sungai Kahayan tersebut. Selain itu, ada juga ulasan unsur-unsur intrinsik dan fakta menarik yang bisa menambah menambah dengan legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah secara lebih lengkap? Langsung saja simak uraiannya dalam penjelasan berikut, yuk! Semoga saja setelah membaca ceritanya, ada pesan moral yang bisa kamu ambil. Sumber YouTube – Dongeng Kita Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang laki-laki bernama Nusa. Ia tinggal di rumah panggung di pinggir aliran Sungai Kahayan di Kalimantan Tengah bersama dengan istri dan seorang adik ipar laki-laki. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nusa dan adik iparnya menanam beragam tanaman di kebun yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka. Tanah yang subur dan sumber air yang melimpah menghasilkan hasil panen yang memuaskan. Sayangnya, kehidupan serba berkecukupan keluarga Nusa tidak bertahan lama. Musim kemarau yang datang membuat air Sungai Kahayan lama-kelamaan surut. Kekeringan itu membuat tanaman-tanaman di kebun mati karena kekurangan air. Supaya tetap bisa makan, Nusa dan adik iparnya kemudian pergi memancing ke sepanjang aliran Sungai Kahayan. Namun, ketika menyusuri sungai, perahu mereka terhalang oleh pohon besar yang jatuh ke tengah-tengah aliran air sungai. Nusa dan adik iparnya kemudian menepi dan berusaha menebang pohon besar itu agar bisa disingkirkan ke pinggir sungai. Sayangnya, pohon besar itu membutuhkan waktu yang lama untuk ditebang sehingga Nusa kemudian memutuskan untuk membagi tugas dengan adiknya. “Dik, kamu yang lanjutkan untuk menebang pohon ini, sedangkan aku akan mencari bahan makanan yang bisa kita makan,” ujar Nusa. “Baiklah, kak. Hati-hati. Aku akan berusaha untuk menebang pohon ini sebelum menyusulmu.” jawab adik ipar Nusa. Nusa lalu berjalan ke arah hutan di pinggir sungai itu dan mulai mencari-cari hewan atau buah yang bisa ia bawa pulang. Ketika berkeliling, ia kemudian melihat sebuah telur putih besar di antara tumpukan batu-batu. Telur Putih yang Membawa Bencana Tanpa berpikir panjang, Nusa membawa telur besar itu ke tempat ia dan adik iparnya menepikan perahu mereka. Ia pun dengan penuh semangat memberitahu benda yang ditemukannya itu kepada sang adik ipar. “Dik, lihatlah apa yang aku bawa! Dengan telur ini, kita tidak perlu bersusah-susah untuk memancing atau mencari bahan makanan untuk hari ini. Ayo pulang, Dik,” terang Nusa Adik ipar Nusa yang sudah kelelahan berusaha menebang pohon besar itu menyambut ajakan pulang kakak iparnya dengan bahagia. Mereka pun kemudian memutar balik perahu mereka untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, diceritakan dalam legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah bahwa Nusa segera menjumpai istri tercintanya untuk memasak telur yang ia bawa. Ia dengan penuh semangat pergi ke dapur di mana istrinya berada. “Istriku, telur besar ini cukup untuk menjadi lauk makan hari ini. Cepatlah rebus telurnya, aku sudah lapar,” pinta Nusa. “Abang, tapi kita tidak tahu itu telur apa. Aku tidak masalah kalau hari ini kita tidak makan yang penting kita tidak memakan telur itu,” jawab istri Nusa. “Aku sudah lapar. Kalau kalian memang tidak ingin memakan telurnya, ya sudah biar aku saja yang menghabiskannya!” sentak laki-laki itu. Nusa lalu meletakkan telur itu ke dalam periuk paling besar yang ada di dapur rumahnya. Ia pun merebus telur itu dengan air mendidih dan memakannya hingga habis. Istri dan adik iparnya hanya bisa memandang Nusa dengan tatapan khawatir. Perubahan dari Manusia Menjadi Naga Keesokan paginya, kejadian aneh terjadi di rumah Nusa. Tubuh laki-laki itu tiba-tiba gatal luar biasa dan pada kulitnya muncul bercak-bercak merah. Nusa kemudian meminta istri dan adik iparnya untuk membantu menggaruk tubuhnya. Bukannya cepat mereda, rasa gatal yang dirasakan oleh Nusa justru semakin menjadi-jadi. Selain itu, muncul sisik-sisik sebesar uang logam dari bercak-bercak merah yang ada di kulitnya. Melihat kondisi kakak iparnya yang semakin parah, adik ipar Nusa kemudian pergi mencari pertolongan. “Maafkan aku telah mengabaikan saranmu, Dik. Seharusnya abang tidak keras kepala dan menuruti permintaanmu untuk tidak memakan telur itu,” ujar Nusa. “Bang, nasi sudah menjadi bubur. Semoga saja penyakit abang ini bisa disembuhkan,” ujar istrinya. Tak lama kemudian, datanglah adik ipar Nusa bersama dengan para tetangga desanya. Rombongan warga itu terkejut melihat keadaan Nusa yang telah berubah menjadi manusia bersisik dari dada hingga ke ujung kaki. Adik ipar Nusan dan rombongan warga itu kemudian berunding untuk mencari solusi. Namun, percakapan mereka terhenti dengan teriakan dari Nusa yang tiba-tiba bertindak seperti orang gila. “Panas, tubuhku panas. Cepat bawa aku ke sungai. Tubuhku rasanya seperti dibakar, cepat ceburkan aku ke sungai!” teriak Nusa. Adik ipar Nusa dan rombongan warga itu kemudian membawa tubuh Nusa ke aliran Sungai Kahayan yang belum mengering. Setelah tercebur ke dalam aliran sungai, tubuh Nusa lama-lama semakin membesar dan berubah bentuk menjadi naga. Baca juga Legenda La Moelu dari Sulawesi Tenggara Beserta Ulasannya, Kisah Seorang Anak Yatim dan Ikan Ajaib Kehidupan Baru Menjadi Naga Nusa Sumber YouTube – Dongeng Kita Naga Nusa lalu meninggalkan pesan kepada adik ipar, istri, dan para warga yang telah membantunya untuk meninggalkannya di sungai. Ia merasakan bahwa akan terjadi badai besar yang nantinya membuat air sungai meluap. “Segera tinggalkan tempat ini. Ini sudah takdir yang harus aku terima dan kita haru berpisah. Maafkan aku,” ujar Nusa. Istri Nusa yang mendengar permintaan suaminya hanya bisa menangis tersedu-sedu. Wanita ini tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya mengucapkan selamat tinggal kepada suaminya. Ia lalu pergi bersama adik ipar dan para warga untuk mencari tempat berlindung. Apa yang dikatakan oleh Naga Nusa benar-benar terjadi. Malam itu, hujan turun dengan deras diserta suara petir yang bergemuruh. Air sungai yang meluap membawa tubuh Naga Nusa hanyut hingga ke muara Sungai Kahayan. Dikisahkan dalam legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah bahwa Naga Nusa berdiam diri dan mulai memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa hidup di muara itu. Beruntungnya, muara sungai itu ternyata menjadi tempat tinggal hidup kawanan ikan dari beragam jenis. Naga Nusa kemudian menjadikan ikan-ikan itu sebagai sumber makanannya. Para kawanan ikan yang mulanya hidup dengan damai, akhirnya berubah hidup dalam ketakutan setelah kedatangan Naga Nusa. Dari sekian kawanan ikan itu, terdapat ikan jelawat dan ikan saluang. Dua ikan ini berunding untuk mencari solusi agar ikan-ikan di muara Sungai Kahayan bisa kembali hidup aman dan tenang. “Bagaimana kita bisa mengusir Naga Nusa dari sini? Kita tidak akan bisa mengalahkan naga besar itu,” ujar ikan jelawat. “Kamu jangan pesimis dahulu. Aku ada ide yang mungkin bisa kita gunakan untuk mengusir naga besar itu,” jawab ikan saluang. Ikan saluang pun menjelaskan idenya kepada ikan jelawat. Setelah mendengarkan penjelasan ikan saluang, ikan jelawat menyanggupi tugas yang mesti ia lakukan. Rencana Ikan Saluang dan Ikan Jelawat Keesokan harinya, ikan saluang pergi menemui Naga Nusa dengan penuh keberanian. Ia sudah menyiapkan pembicaraan yang bisa digunakan untuk mengelabui Naga Nusa. Sesampainya di tempat Naga Nusa beristirahat, ikan saluang segera menghampiri naga itu. “Tuan Naga, kemarin aku berjumpa dengan naga yang ukuran badannya sebesar dirimu. Ia menyuruhku untuk menyampaikan pesan kepadamu bahwa ia ingin menantangmu untuk berkelahi,” ujar ikan saluang dengan pura-pura ketakutan. “Apa kamu bilang? Ada naga lain yang berani menantangku?” tanya Naga Nusa dengan nada geram. “Ada Tuan Naga. Ia bahkan mengatakan akan menjadi penguasa baru di muara Sungai Kahayan setelah menggantikanmu,” jelas ikan saluang. “Baiklah. Aku terima tantangan naga itu. Sampaikan padanya untuk menemuiku besok di sini,” perintah Naga Nusa. “Baik, Tuan Naga,” jawab ikan saluang. Ikan saluang segera menjumpai ikan jelawat tentang perkembangan rencana mereka. Kawanan itu kemudian mengumpulkan ikan-ikan lainnya untuk mengeksekusi lanjutan dari rencana mereka. Keesokan harinya, Naga Nusa menunggu lawannya yang ingin bertarung dengannya. Dengan tubuh besarnya, ia mondar-mandir di sepanjang aliran muara Sungai Kahayan. Namun, pagi berubah menjadi siang tapi naga yang ingin menantang Naga Nusa tak kunjung datang. Ikan saluang yang memberitahunya soal tantangan itu juga tidak datang. Naga Nusa pun tertidur karena kelelahan. Terbentuknya Pulau Nusa Ternyata, ikan saluang yang sedari tadi ditunggu kedatangannya oleh Naga Nusa bersembunyi di dekat naga itu. Ikan itu lalu berenang mendekati ekor Naga Nusa. “Tuan Naga! Bangunlah! Lawanmu sudah datang!” teriak ikan saluang dengan tiba-tiba. Naga Nusa yang masih dalam keadaan tidur tentu saja terkejut dan memutar kepalanya ke arah ekornya. Tanpa berpikir panjang, ia menginggit ekornya sendiri yang ia kira sebagai lawannya. Saking kuatnya gigitan Naga Nusa, ekornya pun terputus. Rasa sakit yang tak terkira menjalar ke seluruh tubuhnya. Ketika naga besar itu tengah melolong kesakitan, ikan saluang segera memanggil teman-temannya untuk menggerogoti ekor Naga Nusa yang telah terluka. Gigitan dari kawanan ikan itu semakin membuat Naga Nusa kesakitan. Ia berusahan dengan sekuat tenaga untuk berenang menjauh dari kawanan ikan itu. Namun, kawanan ikan itu tidak mau menyerah dan terus mengejar dan menggigiti ekor sang naga. Naga Nusa yang telah kehilangan banyak darah tidak bisa berbuat apa-apa selain berenang tanpa henti. Namun, naga besar itu akhirnya menghembuskan napas terakhirnya karena kelelahan dan sudah kehabisan energi. Kawanan ikan-ikan itu merayakan kemenangan mereka dan kembali hidup dengan damai. Sementara itu, mayat Naga Nusa lama-kelamaan digerogoti oleh ikan-ikan di sungai dan tersisa kerangkanya saja. Kerangka naga besar itu lalu ditumbuhi oleh beragam tumbuhan dan menjadi gundukan tanah yang lama-lama menjadi sebuah pulau. Oleh masyarakat setempat, pulau itu dikenal sebagai Pulau Nusa. Begitulah legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah. Baca juga Kisah Patani Darussalam dan Ulasan Lengkapnya, Cerita Seorang Raja yang Suka Berburu Binatang Unsur Intrinsik Asal Mula Pulau Nusa Sumber Wikimedia Commons – Peta Sungai Kahayan Setelah menyimak uraian lengkap tentang cerita rakyat terbentuknya Pulau Nusa, rasanya belum lengkap kalau kamu tidak sekalian mengetahui beragam unsur intrinsik dalam legendanya. Simak informasinya dalam penjelasan berikut 1. Tema Tema atau inti cerita dalam legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah adalah tentang kecerobohan. Tokoh utama berubah menjadi naga setelah mengabaikan peringatan istrinya. Setelah itu, ia mati karena tindakannya sendiri. 2. Tokoh dan Perwatakan Beberapa tokoh yang mempunyai peran dalam pengembangan kisah dari Kalimantan Timur di atas adalah Nusa, istri, adik ipar, para warga, ikan saluang, dan ikan jelawat. Baik dalam versi manusia ataupun naga, Nusa memiliki karakter yang keras kepala, ceroboh, dan sombong. Sementara itu, istri Nusa merupakan seorang wanita yang peduli dan cinta dengan suaminya. Adik ipar Nusa juga merupakan seorang laki-laki yang bisa diandalkan, pekerja keras, dan bertanggung jawab. Para warga yang dimintai tolong oleh adik ipar Nusa tidak serta merta langsung menghakimi Nusa. Mereka ikut membantu mencari solusi dan menghormati keputusan Nusa untuk ditinggalkan di sungai. Dalam cerita rakyat Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah, ada ikan saluang yang memiliki watak cerdas dan bijaksana. Sedangkan untuk ikan jelawat sendiri merupakan tokoh hewan yang bisa diajak bekerja sama dan dapat dipercaya. 3. Latar Tempat atau latar di mana kisah naga di atas terjadi berada di dapur, rumah Nusa, dan aliran sungai Kahayan. Untuk di kawasan sungai sendiri, area muara menjadi latar di mana Naga Nusa menghabiskan sisa hidupnya. 4. Alur Jalan cerita atau alur dari cerita rakyat asal Kalimantan Tengah singkat di atas adalah alur maju atau progresif. Kisah dimulai dengan pengenalan karakter Nusa, istri, dan adik iparnya. Konflik mulai terjadi ketika Nusa mengabaikan permintaan istrinya yang membuatnya berubah menjadi naga. Setelah hidup menjadi naga di muara Sungai Kahayan, Naga Nusa ternyata menjadi pemangsa yang ditakut-takuti oleh ikan-ikan. Pada akhirnya, hewan besar itu menemui ajal karena kecerobohannya sendiri. 5. Pesan Moral Amanat atau pesan moral yang dapat diambil dari asal mula Pulau Nusa adalah untuk bersikap hati-hati dan bisa bersikap bijak ketika dihadapkan pada suatu permasalahan. Jika saja Nusa tidak keras kepala dan menuruti permintaan istrinya, barangkali ia bisa menghabiskan sisa hidupnya dengan keluarga tercinta. Sementara itu, ikan saluang dan ikan jelawat memberikan pelajaran bahwa kerja sama diperlukan untuk bisa mewujudkan tujuan bersama. Dengan kecerdikan dan gotong royong, mereka bisa mengalahkan naga yang tubuhnya lebih besar dari tubuh mereka. Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ektrinsik yang bisa kamu jumpai dari kisah asal Kalimantan Tengah di atas. Sebut saja nilai-nilai yang berlaku di masyarakat setempat, seperti nilai sosial, budaya, dan moral. Baca juga Kisah tentang Si Kelingking Asal Jambi dan Ulasan Lengkapnya, Pelajaran untuk Tidak Meremehkan Penampilan Fisik Seseorang Fakta Menarik Sumber Wikimedia Commons – Sungai Kahayan Jika sebelumnya menyimak tentang legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah beserta unsur-unsur intrinsiknya, kali ini kamu perlu mengetahui apa saja fakta menarik dari kisah tersebut. Yuk, simak informasinya dalam uraian berikut 1. Sungai Kahayan Sungai Kahayan yang menjadi latar dari asal mula Pulau Nusa memiliki panjang kurang lebih 600 km dengan kedalaman air kira-kira 7 m. Sering juga disebut dengan Sungai Dayak Besar, sungai ini merupakan salah satu sungai panjang di Pulau Kalimantan. Masyarakat memanfaatkan keberadaan Sungai Kahayan sebagai jalur transportasi. Selain itu, sungai yang membelah kota Palangka Raya ini juga digunakan sebagai tempat wisata susur sungai karena menyajikan pemandangan alam yang asri. Selain itu, deretan rumah suku Dayak yang berada di pinggiran sungai juga menjadi pemandangan unik tersendiri. 2. Diangkat Menjadi Video Animasi Singkat Cerita rakyat Pulau Nusa merupakan salah satu legenda yang diangkat menjadi video animasi singkat. Animasi itu bisa menjadi cara alternatif untuk anak-anak yang lebih suka belajar melalui media visual. Apabila kamu mencari video animasi yang tidak hanya menghibur tapi juga berisi pembelajaran yang berharga, animasi asal mula Pulau Nusa bisa menjadi jawabannya. Kamu bisa menemukannya dengan mudah di platform YouTube. Baca juga Legenda Putri Gading Cempaka dari Bengkulu, Pesan tentang Menuruti Nasihat Orang Tua Legenda Pulau Nusa dari Kalimantan Tengah sebagai Dongeng Pengantar Tidur Begitulah kira-kira uraian mengenai kisah asal mula terbentuknya Pulau Nusa yang berasal dari Kalimantan Tengah. Semoga saja informasi dan penjelasan di atas bisa menjawab rasa penasaranmu tentang pulau yang berada di Sungai Kahayan tersebut. Selain legenda ini, masih banyak cerita rakyat lainnya yang bisa kamu jumpai di PosKata. Beberapa di antaranya adalah cerita rakyat Sangkuriang, kisah Reog Ponorogo, dan asal usul Danau Dendam Tak Sudah. Selamat membaca! PenulisAulia DianPenulis yang suka membahas makeup dan entertainment. Lulusan Sastra Inggris dari Universitas Brawijaya ini sedang berusaha mewujudkan mimpi untuk bisa menguasai lebih dari tiga bahasa. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
. 232 243 173 496 64 37 9 24
cerita rakyat dari nusa laut